1. Pendahuluan: Jangan Panik, Tapi Jangan Santai Berlebihan!
Anak demam? Tenang dulu, tarik napas dalam-dalam. Jangan langsung panik seperti film drama Korea, tapi juga jangan santai kayak di pantai. Demam itu memang hal umum pada anak-anak, tapi bukan berarti selalu aman untuk diabaikan.
Banyak orang menganggap demam hanyalah efek samping dari flu biasa. Padahal, dalam beberapa kasus, demam bisa menjadi sinyal bahaya dari tubuh. Ibarat alarm kebakaran, kadang bunyi karena hanya ada asap, tapi bisa juga tanda api besar sedang menyebar!
Jadi, kapan demam masih normal dan kapan harus waspada? Yuk, kita kupas tuntas!
2. Apa Itu Demam?
Secara sederhana, demam adalah mekanisme tubuh untuk melawan infeksi. Saat ada virus atau bakteri menyerang, tubuh menaikkan suhu untuk mengusir penyusup.
Perumpamaan mudahnya begini: Demam itu kayak alarm rumah. Kadang alarm bunyi cuma karena kucing lewat, tapi bisa juga karena ada maling masuk. Nah, tugas kita sebagai orang tua adalah memastikan apakah demam ini hanya “alarm palsu” atau benar-benar tanda bahaya.
Suhu normal tubuh manusia berkisar antara 36,1 – 37,5°C. Kalau sudah di atas 38°C, baru bisa dikatakan demam. Kalau sudah lebih dari 39°C, kita harus lebih waspada.
3. Kapan Demam Bisa Menjadi Berbahaya?
Tidak semua demam berbahaya, tapi ada beberapa kondisi yang perlu diperhatikan:
1. Suhu tinggi di atas 39°C
Kalau suhu anak sudah melewati 39°C, risiko kejang demam meningkat. Kejang ini memang sering tidak berbahaya, tapi tetap menakutkan bagi orang tua.
2. Demam lebih dari 3 hari
Kalau demam tidak turun setelah tiga hari, bisa jadi ada infeksi serius di baliknya. Ini saatnya periksa ke dokter.
3. Anak tampak lemas, sulit makan/minum, atau bernapas cepat
Kalau anak tampak lebih lemas dari biasanya, susah minum, atau napasnya cepat dan pendek, ini tanda tubuhnya sedang berjuang keras. Jangan tunggu lebih lama, segera cari pertolongan medis.
4. Perubahan perilaku drastis
Kalau anak tampak bingung, linglung, atau sulit dibangunkan, ini adalah tanda serius bahwa demamnya bukan sekadar flu biasa.
4. Penyebab Demam yang Berbahaya
Demam bisa disebabkan oleh berbagai hal, tapi berikut adalah beberapa penyebab yang patut diwaspadai:
1. Infeksi Bakteri Serius
Penyakit seperti meningitis, pneumonia, atau sepsis bisa menyebabkan demam tinggi. Infeksi ini memerlukan antibiotik dan perawatan segera.
2. Demam Berdarah
Kalau anak mengalami demam tinggi selama beberapa hari, lalu tiba-tiba suhu turun tapi tubuhnya malah makin lemas, bisa jadi itu demam berdarah. Waspada kalau ada tanda bintik merah di kulit!
3. Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada Bayi
Bayi yang mengalami ISK sering kali hanya menunjukkan gejala demam tanpa tanda lain. Makanya, kalau bayi demam tanpa alasan jelas, perlu diperiksa lebih lanjut.
4. COVID-19 atau Flu Berat
Beberapa infeksi virus seperti COVID-19 atau influenza bisa menyebabkan komplikasi serius, terutama pada anak kecil.
5. Cara Menangani Demam dengan Benar

- Gunakan termometer digital untuk mendapatkan suhu yang akurat. Jangan mengandalkan rabaan tangan di dahi!
- Jangan buru-buru kasih obat penurun panas. Kalau suhu masih di bawah 38,5°C, cukup dengan istirahat dan banyak minum air.
- Pastikan anak tetap terhidrasi. Dehidrasi bisa memperburuk kondisi anak.
- Gunakan baju yang nyaman dan longgar. Jangan malah diselimuti tebal-tebal karena bisa memperparah demam.
- Segera ke dokter jika demam disertai gejala bahaya seperti lemas parah, sesak napas, atau kejang.
6. Kesimpulan & Call to Action
“Menganggap remeh demam bisa membuat kita terlambat bertindak.”
Banyak orang tua berpikir bahwa demam hanyalah tanda flu biasa, tapi jika kita tidak waspada, bisa jadi itu adalah tanda penyakit serius. Memiliki alat pengukur suhu yang akurat di rumah adalah langkah pertama untuk mengambil keputusan yang tepat.
7. FAQ (Frequently Asked Questions)
1. Apakah termometer dahi seakurat termometer rektal?
Tidak. Termometer rektal adalah yang paling akurat, terutama untuk bayi. Termometer dahi dan telinga lebih nyaman, tapi bisa sedikit kurang akurat jika tidak digunakan dengan benar.
2. Bagaimana cara membersihkan termometer digital dengan benar?
Gunakan alkohol atau tisu antiseptik untuk membersihkan bagian sensor setelah digunakan. Jangan langsung dicuci dengan air mengalir, terutama untuk termometer digital yang tidak tahan air.
3. Apa tanda-tanda bahwa termometer sudah tidak akurat lagi?
Jika hasil suhu berubah-ubah secara drastis dalam waktu singkat atau baterainya mulai melemah, sebaiknya ganti baterai atau pertimbangkan untuk membeli yang baru.
Penempatan Gambar yang Disarankan:
- Gambar Ibu Menggunakan Termometer Digital pada Anak → Ditempatkan di awal artikel sebagai featured image.
- Ilustrasi Termometer Digital dengan Suhu yang Ditampilkan → Ditempatkan di bagian “Cara Menangani Demam dengan Benar” untuk membantu visualisasi cara membaca suhu.
Semoga artikel ini membantu para orang tua agar lebih siap menghadapi demam pada anak! Jika kamu merasa informasi ini bermanfaat, jangan ragu untuk membagikannya. 😊